Puisi I Hanani I Secawan Kopi Rindu
HANANI
Secawan Kopi Rindu
Kau tak akan mengerti bagaimana
Rinduku mengulas Aromamu tanpa cinta
Kau juga tak akan tau betapa gelisah bersembunyi pada cawanmu
Membayangkan warnamu saja
Siksa rinduku padamu lalu luluh lantak
Kau jadi candu pada bibirku pun aku
Kau telah menjadi penikmat seleraku
Penggoda hingga lena menghirup nikmatnya hitammu
Pada cawan rindu
-kopiku di hitammu-
Pekanbaru, 2022
Aroma Rindu Sekolah
Sini, kuceritakan padamu masa mudaku yang selalu di kekang oleh rindu
Semangat juangku tercabik- cabik
Kemauanku juga kandas sebab malas menari- nari di pikiran
Lantas sekolah membosankan
Pagi itu hatiku berkeping-keping
Mendengar bau hiruk-pikuk sekolah
Mendadak pipiku merah merona rasa malu mencibir sesaat
Sekolah tak lagi menarik
Jiwaku mati, kebosanan adalah sahabat setiaku
Cabut dari sekolah jadi sihir
Rayuan maut selalu mengusik di telingaku
-Kabur dari sekolah, Ayo cabut!
Kini Aroma-aroma rindu sekolah tercium kembali
Lembar-lembar hari terbuang percuma
Otak dan batin saling cakar , unjuk rasa lalu adu jotos
Akankah Aroma sekolah bisa kembali?
Waktu bergerak lalu bersuara
Salahmu sendiri menyia-nyiakan kesempatan yang tak bisa kau ulang
Nikmati saja penyesalan dan rasa bersalah pada diri, orang tua pun hantu.
Pekanbaru, 2022
Hanani, S.Pd. Lahir di Pekanbaru, perempuan penyuka kopi ini aktif di komunitas literasi Salmah Creative Writing (SCW). Ia merupakan seorang guru yang hampir pensiun namun masih bersemangat belajar menulis dab suka berkesenian. Baginya puisi menjadi salah satu alat terapi menghilangkan lelah seusai mendidik anak didiknya. Ia bertugas di UPT SMPN 4 Tambang Kampar, Riau. Ia berdomisili di Pekanbaru.