Puisi Nuzulina | ๐ ๐ผ๐ป๐๐บ๐ฒ๐ป ๐๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐น ๐ฆ๐ผ๐ฒ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป: ๐ง๐ฒ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ ๐๐ฎ๐ต๐ถ๐ฟ๐ป๐๐ฎ ๐ฃ๐ฎ๐ต๐น๐ฎ๐๐ฎ๐ป

๐ ๐ผ๐ป๐๐บ๐ฒ๐ป ๐๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐น ๐ฆ๐ผ๐ฒ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ป: ๐ง๐ฒ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ ๐๐ฎ๐ต๐ถ๐ฟ๐ป๐๐ฎ ๐ฃ๐ฎ๐ต๐น๐ฎ๐๐ฎ๐ป
Oleh: Nuzulina
Bantar Barang tempat tumpah darah lahirnya pahlawan
jejak kaki mungil terlihat di antara tanah
menjadi saksi tumbuhnya sang jenderal
tank tempur berdiri kokoh
sambut pengunjung dengan gagah
meriam siap diluncurkan
pada setiap ruang dalam pikiran
saat kaki melangkah, masuk ke ruang sejarah
gemetar oleh kuatnya aroma penjajah
replika perjuangan tertata rapi
mulai dari lahir hingga ajal menyapa
cerita perjuangan terpajang di dinding
bukan untuk ๐ด๐ฆ๐ญ๐ง๐ช๐ฆ tapi untuk diselami
ambil makna perjuangan jenderal Soedirman
Seperti kata beliau, “kejahatan akan menang, jika orang benar tidak melakukan apa-apa.”
Purbalingga, 4 Mei 2025
Nuzulina, berasal dari Purbalingga Jawa Tengah, suka menulis dari SMA dan mulai serius menulis pada pertengahan tahun 2023. Sejauh ini sudah menghasilkan karya 3 buku solo, 24 buku antologi dan satu e-book antologi puisi. Sekarang aktif belajar di beberapa komunitas menulis dan aktif belajar di kelas puisi AIS.