MTs Tahfidz Cendikia Pekanbaru Luncurkan Buku Antologi Puisi “Setumpuk Tinta dan Serpihan Rindu”
PEKANBARU (SP) – Sabtu (30/11) bertempat di Natura Coffe Panam diadakan peluncuran buku antologi puisi oleh Madrasah Tsanawiyah Tahfidz Cendikia. Kegiatan ini juga menghadirkan talkshow bersama Rian Harahap yang merupakan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Pekanbaru.
Buku ini berisikan puisi-puisi yang ditulis oleh guru dan siswa madrasah tersebut. Kegiatan ini diinisiasi sebagai sebuah langkah dalam mengembangkan literasi sekolah.
Banyak yang hadir dalam kegiatan tersebut, mulai dari pengawas sekolah, kepala yayasan, serta penulis-penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan Riau turut membersamai acara peluncuran buku antologi puisi tersebut.
Sebut saja, nama Siti Salmah yang merupakan founder Salmah Creative Writing dan juga merupakan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Riau. Beliau menyebutkan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam menumbuhkembangkan gerakan literasi di madrasah. Beliau yang juga tunak dan fokus dalam pengembangan sastra anak menyebutkan bahwa ini adalah sebuah langkah maju dalam mengembangkan ruang-ruang baru terciptanya penulis-penulis pemula. Ia juga menggesa dibentuknya ekskul sastra di sekolah-sekolah.
Siti Salmah juga menekankan pembimbingan dengan intens akan menciptakan iklim-iklim baru kepenulisan yang menyebar di sekolah atau madrasah di Pekanbaru. Lain lagi dalam paparan Rian Harahap, ia menyampaikan bahwa buku ini adalah momentum atau gong dalam memajukan indeks pembangunan manusia. Ia berharap peluncuran buku ini tidak hanya selesai pada selebrasi saja, namun jauh lebih dari itu, misalnya pelatihan-pelatihan menggunakan instrumen yang terukur. Rian menyadari bahwa daya imajinasi tidak bisa dipaksa, namun penulis buku antologi puisi ini telah berhasil melihat lingkungannya sebagai sebuah bahan renungan dalam menciptakan karya. Buku ini berisi sekitar tiga tema besar, yaitu kebangsaan, ketuhanan, dan pendidikan. Sejatinya tiga tema itu merupakan sebuah tema besar yang menarik dan sangat relevan dengan kehidupan orang-orang.
Ahmadi Satria yang merupakan Kepala MTs Tahfidz Cendikia mengamini bahwa gerakan sekolah ini untuk mengembangkan literasi lewat penulisan buku merupakan langkah awal meski terseok-seok. Ia menyadari betul keterbatasan-keterbatasan yang ada, namun tidak menyerah untuk memukul gong untuk menciptakan karya terbaik di buku tersebut. Ia juga menambahkan bahwa buku ini diharapkan mampu membuka cakrawala berpikir siswa dan guru untuk terus mengembangkan potensi-potensi yang ada. Ini juga disampaikan pengawas sekolah bahwa literasi dan numerasi menjadi bagian penting dalam kurikulum merdeka dewasa ini.
Kegiatan peluncuran buku “Setumpuk Tinta dan Serpihan Rindu” juga menampilkan penampilan baca puisi dari beberapa siswanya. Buku antologi puisi juga dijual untuk umum jika ingin membelinya. Pada sore itu muncul kembali wajah-wajah baru untuk mengisi masa depan penulis Pekanbaru.
Kegiatan ini patut dicanangkan serupa oleh sekolah-sekolah lain untuk menggerakkan literasi sekolah. (*)