Kumpulan Karya SAS S’ru PA
Rumah kami di Sekip Hulu berdekatan terpaut 3 rumah. Kami tidak berjumpa telah 50 tahun lebih, sejak 1967. Hidup itu memang penuh misteri, kami dipertemukan kembali Juli 2022 karena Reuni. Semua sudah berbeda termasuk tampangnya. Dantje sudah mirip seorang Filsuf dan saya sudah tua bagaikan Askar tak berguna. Umurku terpaut 5 tahun dengan Dantje. Artinya saya SMA Dantje masih SMP. Tapi keisengannya sama dengan anak SMA.
Description
Reviews (0)
Description
Category | Non Fiksi |
---|
Penulis : Dantje S Moeis
Cover : Soft Cover embos
Halaman : xviii + 144
Berat : 150 gram
Ukuran : 14,8 x 21 CM
ISBN : –
Harga : Rp 85.000
Rumah kami di Sekip Hulu berdekatan terpaut 3 rumah. Kami tidak berjumpa telah 50 tahun lebih, sejak 1967. Hidup itu memang penuh misteri, kami dipertemukan kembali Juli 2022 karena Reuni. Semua sudah berbeda termasuk tampangnya. Dantje sudah mirip seorang Filsuf dan saya sudah tua bagaikan Askar tak berguna. Umurku terpaut 5 tahun dengan Dantje. Artinya saya SMA Dantje masih SMP. Tapi keisengannya sama dengan anak SMA.
Dari jembatan rumahku yang bersebelahan dengan “bilik merenung” sama mengintai seorang yg keluar dari jalan Sawah. Wanita itu bernama Mery. Bayangkan Dantje sekecil itu pikirannya menembus dasa warsa.
Dantje yang “Bengal” itu kini telah bermetamorfosa menjadi budayawan, seniman perupa, penyair dan penulis cerpen yang handal dan sebagai reward dari segalanya itu, dia diberikan penghargan dari berbagai institusi pemerintah, maupun lembaga lembaga swasta.
Sebelumnya dia adalah karyawan pada pertambangan minyak asing, karyawan BUMN, Pengusaha yang kesemuanya itu dia tinggalkan dan sepenuhnya memilih menjadi penulis, seniman dan pengajar. Dia tidak terpanggil menjadi orang kaya bergelimang harta atau Pejabat dengan “Jengkol Tergayut” disaku. Pendeknya Dantje tidak silau dengan barang yang kemilau.
Dengan ke”gila”an nya Dantje sudah menemukan “Terminal Terakhir” dirinya sendiri sebagai seniman budayawan penyair perupa dan penulis kreatif.
Dantje adalah anak manusia yang “multi talenta”. Menurutku, dia adalah asset Bangsa ini. Kalau Raja Dangdut Roma Irama pernah berujar Orang dibawah saya adalah Mara Karma. Saya pun berani berujar, setelah orang orang yang ada pada posisi agung dan di “papan atas” dalam dunia sastra negeri ini, adalah Dantje dengan Karya karyanya.
Hanya, Dantje kurang terdengar dalam Belantika Seniman dan Budayawan Nusantara karena Dantje bermain di “Kolam Kecil”. Kalau saja dia mau bermain di kolam besar, begitu juga dengan seniman seniman kondang Riau lainnya, Riau akan menjadi Kiblat dari Dunia kesusasteraan. (*)
Reviews (0)
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.