Description
Reviews (0)
Description
Category | Fiksi |
---|
Penulis: Yoni Gusti, Aura Septiacha, Qory Hanan Hanifa S, Shakirah Gina Arazaq, Nadyya Jihan Talita Ulfa, Lutfi Baarigh
Penyunting : Siti Salmah
Desain Sampul : Nur Afandi
Penata Letak : Abiel
Penerbit : Salmah Publishing
ISBN : –
Jumlah Halaman : 100 hal
Ukuran Buku : 13 x 19 cm
Puti Biawak dan Pangeran Ular
Karya: Yoni Gusti, S.Pd
Sekitar pukul 12.30 WIB Abdul dan Rahmat baru pulang dari sekolah. Setiap hari mereka melewati pematang sawah untuk pulang kerumah. Mereka melewati hamparan sawah yang hijau bagai permadani. Mereka berdua masih duduk dibangku SMP. Karena jarak rumah dan sekolah jauh mereka selalu melewati sawah untuk memutus jalan. Hari ini mereka pulang agak cepat karena guru-guru rapat. Abdul dan Rahmat kembali pulang bersama. ‘Rahmat kita pulang bersama ya, ajak Abdul. Ok jawab Rahmat, Mereka bersiap-siap untuk pulang bersama.
Kita hari ini jangan lewat tempat biasa ya, ajak Abdul kepada Rahmat, Rahmat bertanya kenapa Dul? Bukan kah hari ini kita cepat pulang?, berarti kalau kita lewat jalan biasa kita akan cepat sampai dirumah dan bisa bermain dengan puas. Iya, hari ini kita pulang lewat jembatan di kampung sebelah. jawab Abdul membujuk Rahmat. Rahmat tidak setuju dengan rencana Abdul karena dia tahu bahwa dilarang melewati jembatan pada saat matahari naik. Abdul mengejek Rahmat sambil menarik tangannnya supaya mau mengikuti jalannnya.
Ayo, ikut denganku jawab Abdul..
Rahmat selalu mengelak, tetapi karena terus-terusan ditarik oleh Abdul akhirnya Rahmat menyerah. Baik aku ikut pulang dengan mu tapi kamu harus berjanji kamu tidak akan berbuat macam- macam ketika melewati jembatan itu, Baik, aku berjanji, jawab Abdul meyakinkan Rahmat, Akhirnya mereka berdua memutar jalan. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB mereka hampir sampai diujung jembatan. Sebelum menaiki jembatan mereka memperhatikan sekitarnya, Memang ada beberapa orang yang melewati jembatan, tetapi mereka tidak memperhatikan kearah bawah jembatan, Bahkan ada diantara mereka yang kelihatan buru-buru untuk melintasi jembatan itu,
Itu lihat mereka saja terburu-buru melewati jembatan ini. Apa kamu tidak takut tanya Rahmat. Abdul yang sudah bulat tekatnya untuk melewati jembatan itu, tidak memperdulikan perkataan Rahmat. Iya dengan sengaja berhenti untuk mengumpulkan batu-batu kerikil yang ada di tepi jembatan. Rahmat bertanya buat apa batu kerikil itu kamu kumpulkan? Abdul tanpa rasa takut menjawab untuk dilemparkan kearah sungai. Dia menantang Rahmat untuk berlomba melempar batu yang terjauh. Rahmat dengan berat hati akhirnya mengikuti Abdul mengumpulkan kerikil.
Kerikil itu mereka simpan di laci tas masing-masing. Sambil berlari- lari kecil Abdul dan Rahmat naik ke atas jembatan, mereka melemparkan satu per satu kerikil tadi.
Ayo, kita lemparkan lagi teriak Abdul dengan semangat. Rahmat yang selama ini diam ikut terpancing dengan perkataan Abdul, Rahmat dengan rasa takut melemparkan batu kerikilnya. Tanpa sengaja mereka melempar ke arah sungai dimana terdapat seekor biawak yang sedang berjemur. Melihat biawak itu Rahmat menagis untuk kembali. tapi Abdul melarangnya. Dasar penakut, ujar Abdul. Rahmat tidak berani melihat biawak tersebut dan segera menutup mata dengan kedua tangannnya. Dasar penakut. !!! ujar Abdul sambil melempari biawak tadi.
Abdul kenapa kamu lempar biawaknya tanya Rahmat sambil menunjuk kearah bawah. Ah, Itu kan hanya seekor biawak yang sedang berjemur ujar Abdul. Kamu tau nggak Biawak yang kamu lempar tadi itu Puti Biawak. Maksudmu ? tanya Abdul ! Iya, Puti Biawak, Puti Biawak jawab Rahmat berulang kali, Memangnya kenapa? tanya Abdul penuh selidik. Apa kamu tidak tahu ceritanya, Cerita apa tanya Abdul dengan semangat!
Reviews (0)
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.