Puisi I Rian Harahap I Dialog Dinding

Di malam yang acuh
Lima puluh bintang duduk bersedekap pada bulan
Seekor kupu-kupu terbang malam dan hinggap mengecup ranjang

Ia merayakan malam-malam gemuruh yang penuh
Bising jalanan menembus liang pilu di tubuhnya
Menyeruput tiap malam yang bisu

Dinding-dinding menjadi saksi menelanjangi pagi buta
Ringkik daun pintu mengintip dosa atau pahala

Sepiring sarapan pagi keluarga
Digiling dari peluh dan nestapa luka nanah
Ranjang dan bantal merajut sepi, mengakali kokok ayam jantan
Ayam betina pulas dalam mimpi satu malam
Ia mematuk mimpi yang dibaluri kepedihan abadi

Pekanbaru, 2023

 

Minah dan Betina

Minah mengaduh dan mengeluh
Kompornya mati ditiup betina dari kolong jembatan
Minah mengunci pintunya
Tapi jendela masih terbuka nganga
Minah menggembok jendela
Sementara betina mengintip nafsu dari ventilasi
Minah menutup ventilasi dan cahaya nafsunya
Tetapi lubang pembuangan masih mengalirkan deras amarah betina

Minah mengoceh dan melepeh
Ia bakar baju yang dicumbu parfum betina
Sementara celana masih menyimpan tisu sisa cerita
Pigura tawa dan memori kata dibungkus kardus tanpa sisa
Namun suara betina masuk ke rumahnya lewat cerita tetangga

Minah kalap
Api nyala di mulutnya
Betina punya minyak di tubuhnya
Minah menikam pisau sesal di tubuhnya
Betina mengumpulkan tawa
Suaranya berserak di rumah tetangga
Minah gugur di depan anaknya

Pekanbaru, 2023

 

…………….

Rian Kurniawan Harahap adalah Ketua Jaringan Teater Riau dan Komite Sastra DKKP. Ia mendirikan komunitas Jejak Langkah di Pekanbaru. Telah menuliskan dua buku berjudul Kelambu Waktu dan Api Rimba.

Keranjang belanja

No products in the cart.

Return to shop

Salmah Publishing

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu