Puisi Joyce Arifin | Batu Menangis

Batu Menangis
Oleh: Joyce Arifin

ia mendayung harapan di lautan emas, susuri riak janji, ikat layar dengan benang kesombongan.

ibu menanti di ujung pantai tangan renta sulam kasih, usap harap di atas pasir

bersama surya pagi, kapal merapat di dermaga
ia yang pergi, kembali bawa harta
ombak menjerit, karang tumpahkan airmata
ketika ia berkata: ” ibu renta, aku tak mengenalmu, kau bukan ibuku”

alam menjerit, langit gelap, angin meradang, air mata ibu jadikan ia batu

selamanya batu itu jadi saksi
ada pedih yang merekam bisu kesombongan
dalam pelukan gelombang yang tak kenal ampun.

Melbourne, 11 Juni 2025

Inspirasi dari legenda Malin Kundang

Joyce Arifin, menyelesaikan pendidikan akutansi dari Universitas Jayabaya.
Mendedikasikan diri bekerja di Indragiri Hilir.
Setelah pensiun, masih bekerja sebagai relawan.
Puisi puisi juga tergabung pada beberapa antologi puisi. Setia menimba ilmu ber puisi di Asqa Imagination School.

Keranjang belanja

No products in the cart.

Return to shop

Salmah Publishing

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu