Puisi | Ruangyu Litatya | Pembukuan

Suatu kala, ayah mengajari saya tentang pembukuan yang dimulai dari debet dan kredit

Ada beberapa rasa bahagia yang harus dicatat di debet
Dan rasa gelisah kecewa yang diletakkan di bagian kredit

Setiap sebulan sekali, ayah mengajari saya untuk menutup buku dengan prinsip imbang
Tawa dan airmata harus meninggalkan saldo
Agar bulan berikutnya saya punya bekal untuk menyantap asam, pedas, dan pahit segala peristiwa

Lumajang, 14 Oktober 2022

……………….

Mimpi

Mimpi saya terbuat dari satu hektar kebun jagung
Memilih tinggi menjulang dari pada padipadi ambruk yang merunduk oleh angin

Setiap pagi, ayah mengairi mimpi saya dengan air perasan payudara sapi-sapi kami yang tujuh jumlahnya

Sapi-sapi kami tidak pernah mengeluh untuk menghidupi mimpi saya yang masih bayi

Ketika mimpi beranjak remaja dan sapi-sapi mati
Bapak tetap melakukan irigasi
Dengan susu dari jantungnya yang tak bikonkaf lagi

Lumajang, 14 Oktober 2022

……………………

Bebek Pagi

Si bebek datang lagi, mengobati mata bapak yang alergi sepi
Alergi itu kronis, muncul sehabis senja hingga malam terkikis surya

Seperti pagi ini,
Si bebek bangga pakai baju duck-nya
Buncang sana buncang sini
Mata bapak yang syok, akhirnya terbuai-buai

“Wahai bebek pagi, berdansalah, sebelum mata bapakku berbintil lagi.”

Lumajang, 15 Oktober 2022

 

Ruangyu Litatya, kelahiran Tulungagung 28 Juli. Menyukai literasi sejak remaja. Aktif bekerja di kota Lumajang, tergabung dalam Comunitas Pena Terbang (COMPETER), Asqa Imagination School (AIS), Ruang Kata dan Kelas Puisi Alit (Kepul). Salah satu mimpinya adalah menjadi penulis yang kreatif dan bersahaja.

Keranjang belanja

No products in the cart.

Return to shop

Salmah Publishing

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu