Puisi | Saat Rintik Menjadi Cahaya |
Saat Rintik Menjadi Cahaya
Oleh: Dwy S.W
Ada pagi yang memudar di antara jejak hujan,
ranting-ranting patah menunduk,
tangkai bunga tak lagi menari pada angin,
seperti luka yang diam di ujung malam,
sunyi menjelma teman paling setia.
Di balik jendela, langit retak pelan,
selembar daun jatuh tanpa tanya,
riak sungai hilang dalam bening,
seperti hati yang kehilangan arah,
menunggu waktu untuk pulih.
Tapi lihat, matahari mulai berbisik,
satu demi satu embun menghapus sisa lara,
pucuk kecil berani tumbuh di sela retakan,
langkah-langkah kecil kembali berpijak,
merajut mimpi yang dulu hilang.
Kita bangkit, dari luruh paling dalam.
Nganjuk, 9 September 2024
Dwy.S.W lahir di Nganjuk pada 23 Juni. Ia menyelesaikan pendidikan S-1 di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP PGRI Nganjuk. Aktif menulis puisi serta cerpen.
Tergabung di COMPETER Indonesia sejak bulan Oktober 2023. Pernah belajar puisi di kelas AIS #49 dan AIS #50. Sekarang termasuk 30 besar Anugerah COMPETER Indonesia (ACI) 2025 yang pemenangnya akan diumumkan pada 1 Januari 2025.
Novela pertamanya terbit pada November 2023 berjudul “Sepenggal Sejarah Hidupku”. Karya-karyanya termasuk dalam antologi “Narasi Tjah Nganjuk” (AP Publisher), Antologi Puisi Solo pertama berjudul “Rindu Bersua Wana” (Edwrite), “Aksara Menembus Angkasa” (Symperifora), “Cahaya Hati” (Mumtaz), “Sebuah Goresan Aksara” (Fit Cahaya Media), “Langit Diksi” (Dwi Sastra Publisher), “Petualangan Di Negeri Tak Terbatas” (AE Publishing). Ia meraih berbagai penghargaan, di antaranya Juara 2 menulis cerpen fantasi (AE Publishing).