Puisi Syalmiah | RUPA YANG DIUSIR LANGIT

Rupa yang Diusir Langit
Oleh: Syalmiah
terlahir dari nyala rembulan
putri taddampalik, jelita tak tertandingi
namun mahkota bukan milik cinta
saat kuasa menjelma kutuk
dan wajah bersih pun dikaburkan nasib
istana mengusir bayang darahnya sendiri
ibu menukar pelukan dengan ambisi
putri dilontar ke rimba sunyi
tempat burung pun enggan bersuara
dan waktu menunggu dalam diam
tahun-tahun jadi duri
di hutan yang menutup mata
ia bicara pada daun
ia menangis di pelukan akar
dan kesepian menggantikan cermin
hingga malam membawa kerbau belang
dari perut bumi yang bersabar
menjilat luka tubuhnya
di bayang mata ia berkata
“tak semua kutuk abadi.”
maka terbitlah wajah baru
bukan milik masa lalu
tapi rupa yang dimaafkan semesta
yang tak lagi butuh istana
untuk disebut mulia
Kodam2, 11 Juni 2025
Syalmiah, S.Pd., guru di SMP Negeri 34 Makassar mencintai puisi, tempat ia merawat rasa dan menyemai makna. Puisi menjadi sahabatnya di tengah riuh dunia, menjadi ruang sunyi tempat ia kembali dan menemukan diri. Dari kelas ke kata, dari papan tulis ke bait-bait lirih, Ia menenun kata lewat puisi, menumbuhkan harapan dari sunyi. Baginya, puisi bukan sekadar suara, tapi jalan pulang menuju diri sendiri. Saat ini ia menimba ilmu di Asqa Imagination School (AIS), di bawah bimbinhan Muhammad Asqalani eNeSTe. Ia dapat ditemui di Ig: Syalmiah_74