Tradisi Lisan Kampar: Menjaga Warisan Budaya di Tengah Modernisasi

PEKANBARU (SP) – Tradisi lisan Kampar merupakan warisan budaya yang berharga, mencerminkan kekayaan sejarah dan identitas masyarakat Riau. Namun, pesatnya modernisasi dan globalisasi telah membawa tantangan besar bagi kelestarian tradisi ini, terutama dalam menarik perhatian generasi muda.

Upaya Pelestarian oleh Pelaku Tradisi Lisan
Sejak 2006, Giring Fitrah, seorang pelaku dan penutur tradisi lisan dari Kampar, telah mendalami dan mempromosikan tradisi ini hingga ke mancanegara. Dengan pembelajaran langsung dari maestro tradisi lisan, Giring terus memperkenalkan syair dan nyanyian tradisional khas Kampar kepada dunia.

Namun, Giring menyayangkan rendahnya minat generasi muda terhadap tradisi ini. “Generasi muda saat ini lebih tertarik pada hiburan modern, dan kurangnya apresiasi terhadap budaya lokal membuat tradisi lisan Kampar semakin terpinggirkan,” ujarnya.

Faktor Penyebab Menurunnya Minat
Berbagai faktor yang memengaruhi penurunan minat terhadap tradisi lisan meliputi:
1. Internal: Kurangnya pengetahuan, apresiasi, dan dukungan dari keluarga serta masyarakat.
2. Eksternal: Pengaruh media sosial, budaya populer, dan minimnya promosi tradisi lisan.
3. Psikologis: Rasa bosan, kurang relevansi, dan terbatasnya interaksi dengan generasi tua.
4. Sosial: Perubahan struktur budaya akibat urbanisasi dan modernisasi.

Inisiatif Program: Berida Tutur Untuk Anakku
Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Siti Salmah, direktur program Berida Tutur Untuk Anakku sekaligus pendiri Rumah Kreatif Escewe, berkolaborasi bersama Giring Fitrah yang merupakan narasumber Penutur Pengajar Berida Tutur Untuk Anakku. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap tradisi lisan dan budaya lokal melalui metode pembelajaran interaktif yang melibatkan langsung para penutur tradisi.

Program ini memiliki fokus utama:
1. Melestarikan tradisi lisan dan budaya lokal.
2. Membangun kebanggaan dan identitas budaya anak-anak.
3. Meningkatkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan apresiasi seni anak-anak.

Harapan untuk Masa Depan
Melalui langkah-langkah strategis, seperti pendidikan budaya di sekolah, festival budaya, promosi di media sosial, hingga kolaborasi dengan seniman, program ini diharapkan mampu membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap tradisi lisan.

“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan kebanggaan terhadap budaya lokal. Ini bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga membangun identitas yang kuat bagi generasi mendatang,” ujar Siti Salmah.

Program ini mengajak seluruh lapisan masyarakat, pemerintah, dan organisasi budaya untuk mendukung pelestarian tradisi lisan sebagai bagian penting dari warisan budaya bangsa.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini, kunjungi Rumah Kreatif Escewe atau ikuti kegiatan Berida Tutur Untuk Anakku. Bersama, mari kita menjaga tradisi lisan sebagai warisan tak ternilai bagi masa depan. (*)

Keranjang belanja

No products in the cart.

Return to shop

Salmah Publishing

Selamat datang di Toko Kami. Kami siap membantu semua kebutuhan Anda

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu